
PT Pegadaian Kantor Wilayah VII Bali Nusra menyebut jumlah masyarakat yang menggadaikan perhiasan emas meningkat 3 persen jelang hari raya Galungan dan Kuningan.
Total nilai transaksi mencapai Rp 300 miliar per hari.
Kepala Bagian Analisa Bisnis dan Evaluasi Kinerja Pegadaian Wilayah VII Denpasar, I Made Jaya Merta, mengatakan peningkatan ini terjadi karena warga membutuhkan dana untuk persiapan hari raya Galungan yang jatuh pada Rabu (23/4/2025) dan Kuningan pada Sabtu (3/5/2025).
“Angkanya sih sekitar 3 persen di dekat-dekat hari raya. (Nilai transaksi) sekitar Rp 300 miliar. Kenaikan dibandingkan hari-hari biasa,” kata dia saat ditemui di kantornya pada Senin (21/4/2025).
Merta mengatakan, transaksi yang paling dominan adalah gadai emas, seperti perhiasan cincin, kalung, dan anting.
Selain itu, masyarakat yang menggadaikan perhiasannya sebagian besar berasal dari kalangan ibu-ibu.
“Perhiasan yang banyak. Nasabah di sini rata-rata emak-emak. Jadi kebanyakan digadai adalah perhiasan dan logam mulia,” kata dia.
Selain karena kebutuhan hari raya, lanjut Merta, peningkatan nasabah yang menggadaikan emasnya juga didorong oleh lonjakan harga emas saat ini.
“Tahun ini lebih meningkatkan sih pegadaian untuk transaksi harga emas. Ketika harga emas naik, saya yakin transaksi di pegadaian meningkat,” kata dia.
Sebagai informasi, Perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan diperingati setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali berdasarkan Kalender Saka Bali.
Makna dari Hari Raya Galungan adalah untuk merayakan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
Sedangkan, Hari Raya Kuningan adalah untuk merayakan kembalinya para dewa dan leluhur ke surga.
Salah satu tradisi dalam rangkaian perayaan Galungan dan Kuningan adalah pemasangan penjor di setiap sisi jalan dan di depan rumah penduduk.