Str. Name 1
April 26, 2025
11 11 11 AM

BO55 – Ratusan Siswa SMP di Buleleng Belum Bisa Baca, Koster Yakin Juga Terjadi di Daerah Lain di Bali

Gubernur Bali I Wayan Koster

Lihat Foto

Gubernur Bali Wayan Koster menanggapi adanya ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng yang belum bisa membaca.

Koster pun meyakini fenomena ini juga terjadi di kabupaten lain. Meski demikian ia masih berencana akan mengecek siswa SMP di Kabupaten lain di Bali.

“Di kabupaten lain juga, jangan-jangan di Kabupaten lain juga ada,” ujar Koster ditemui di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Buleleng, Bali Rabu (16/4/2025).

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra terkait permasalahan ratusan siswa SMP belum bisa membaca.

Ia menyarankan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menelusuri lebih lanjut. Karena menurutnya kemampuan membaca seharusnya sudah tuntas sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar (SD).

“Ini kan agak aneh juga. Karena kan pasti sudah melewati SD kan enam tahun. Kelas III (SD) sudah bisa baca tulis, hitung (calistung) kan harusnya. Kalau itu benar pendidikan kita harus diperkuat terutama calistung,” jelasnya.

Untuk diketahui, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng mengungkapkan adanya ratusan siswa SMP di Kabupaten Buleleng yang belum bisa membaca.

Rinciannya, sebanyak 155 siswa masuk dalam kategori Tidak Bisa Membaca (TBM) dan 208 siswa masuk katagori Tidak Lancar Membaca (TLM).

Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra menyebut pemerintah akan mendata ulang siswa yang diduga mengalami disleksia. Untuk menelusuri penyebab gangguan yang memengaruhi kemampuan membaca para siswa.

Kaya dia, skema penanganan telah disiapkan untuk siswa yang mengalami kesulitan membaca dan berhitung.

“Salah satu skema yang akan disiapkan mengarahkan anak-anak yang mengalami kesulitan dalam pengetahuan dasar membaca dan berhitung untuk menempuh pendidikan kesetaraan hingga pendidikan jarak jauh,” ujar dia.

Sebelum skema ini diterapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng akan memverifikasi ulang data yang telah dihimpun oleh Dewan Pendidikan Buleleng.

Dalam rapat bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Buleleng, ditemukan sebanyak 443 siswa SMP yang diduga mengalami disleksia.

Temuan ini akan ditelusuri lebih dalam untuk mengungkap latar belakang kesulitan belajar yang dialami siswa.

“Kami akan data kembali. Penyebabnya kami belum tahu ini, apakah mereka itu tidak mampu, tidak tahu (kemampuan otak kurang) atau memang tidak mau (tidak ada keinginan sekolah),” lanjut Sutjidra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *